Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan

Efisiensi Metabolisme Hewan Vertebrata



BAB I
PENDAHULUAN

Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh. Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik,yaitu Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi dan Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh. 



















BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Pengertian Umum Metabolisme
Metabolisme (bahasa Yunaniμεταβολισμος, metabolismos, perubahan) adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat selular. Atau dapat diartikan segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup.. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik,
1.      Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkanenergi.
2.      Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzimPada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis. Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika
1.    Katabolisme
Jalur katabolisme yang menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa sederhana mencakup:
a.       Respirasi sel, jalur metabolisme yang menghasilkan energi (dalam bentuk ATP dan NADPH) dari molekul-molekul bahan bakar (karbohidrat,lemak, dan protein). Jalur-jalur metabolisme respirasi sel juga terlibat dalam pencernaan makanan.
           ·          Glikogenolisis, pengubahan glikogen menjadi glukosa
           ·          Glikolisis, pengubahan glukosa menjadi piruvat dan ATP tanpa membutuhkan oksigen.
           ·          Jalur pentosa fosfat, pembentukan NADPH dari glukosa.
           ·          Katabolisme proteinhidrolisis protein menjadi asam amino.
b.       Respirasi aerobik
           ·          Transpor elektron
           ·          Fosforilasi oksidatif
c.         Respirasi anaerobik,
           ·          Daur Cori
           ·          Fermentasi asam laktat
           ·          Fermentasi
           ·          Fermentasi etanol
2.              Anabolisme
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam aminomonosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti proteinpolisakaridalemak, dan asam nukleat.
Anabolisme dibedakan dengan katabolisme dalam beberapa hal:
1.             Anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul kimia yang lebih besar, sedangkan katabolisme merupakan proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil
2.             Anabolisme merupakan proses membutuhkan energi, sedangkan katabolisme melepaskan energi
3.             Anabolisme merupakan reaksi reduksi, katabolisme merupakan reaksi oksidasi.
4.             Hasil akhir anabolisme adalah senyawa pemula untuk proses katabolisme.

2.2    Tikus (Rattus sp.)
2.2.1. Tikus Putih
            Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme modelyang penting dalam biologi juga merupakan hewan peliharaan yang populer, dengan ciri antara lain berambut warna putih, mata merah, reproduksi dengan melahirkan, menyusui dan merupakan hewan yang biasa digunakan untuk penelitian.



2.2.2. Biologi dan Pencirian Tikus
 Klasifikasi
Tikus dan mencit termasuk familia Muridae dari kelompok mamalia (hewan menyusui). Para ahli zoologi (ilmu hewan) sepakat untuk menggolongkannya kedalam ordo Rodensia (hewan yang mengerat), subordo Myomorpha, family Muridae, dan sub famili Murinae. Untuk lebih jelasnya, tikus dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Dunia                  : Animalia
Filum                   : Chordata
Sub Filum            : Vertebrata
Kelas                    : Mammalia
Subklas                : Theria
Ordo                    : Rodentia
Sub ordo              : Myomorpha
Famili                   : Muridae
Sub family           : Murinae
Genus                  : Bandicota, Rattus, dan Mus
Biologi
Anggota Muridae ini dominan disebagian kawasan didunia. Potensi reproduksi tikus dan mencit sangat tinggi dan ciri yang menarik adalah gigi serinya beradaptasi untuk mengerat (mengerat + menggigit benda-benda yang keras). Gigi seri ini terdapat pada rahang atas dan bawah, masing-masing sepasang. Gigi seri ini secara tepat akan tumbuh memanjang sehingga merupakan alat potong yang sangat efektif. Tidak mempunyai taring dan graham (premolar).
Karakteristik lainnya adalah cara berjalannya dan perilaku hidupnya. Semua rodensia komensal berjalan dengan telapak kakinya. Beberapa jenis Rodensia adalah Rattus norvegicus, Rattus rattus diardi, Mus musculus yang perbandingan bentuk tubuhnya seperti terlihat pada gambar 1.2. Rattus norvegicus (tikus got) berperilaku menggali lubang ditanah dan hidup dilibang tersebut. SebaliknyaRattus rattus diardii (tikus rumah) tidak tinggal ditanah  tetapi disemak-semak dan atau diatap bangunan. Bantalan telapak kaki jenis tikus ini disesuaikan untuk kekuatan menarik dan memegang yang sangat baik. Hal ini karena pada bantalan telapak kaki terdapat guratan-guratan beralur, sedang pada rodensia penggali bantalan telapak kakinya halus (Gambar 1.3.) Mus musculus (mencit) selalu berada di dalam bangunan, sarangnya bisa ditemui di dalam dinding, lapisan atap (eternit), kotak penyimpanan atau laci.

Reproduksi
Tikus dan mencit mencapai umur dewasa sangat cepat, masa kebuntingannya sangat pendek dan berulang-ulang dengan jumlah anak yang banyak padab setiap kebuntingan.


2.2.3 Pemeliharaan Tikus Putih
Pemeliharaan tikus putih mudah saja, yaitu :
1.             Kandang harus kering dan menggunakan litter (alas) bisa dari sekam atau serbuk gergaji.
2.              Gunakan kotak plastik ukuran sekitar 60 cm x 50 cm atau lebih besar dengan tutup yang terbuat dari kawat.
3.             Air minum buat seperti botol dot, harus selalu ada.
4.             Biasanya tikus yang baru disatukan untuk dikawinkan butuh masa adaptasi sebelum kawin sekitar satu minggu.
5.             Satu jantan efektif bisa mengawini 6-8 ekor betina.
6.             Baiknya kawinkan 2 jantan dengan 8 betina dalam satu kandang besar.
7.             Tikus bisa bunting-beranak selama 3-5 minggu tergantung pakan, sama tingkat kesuburan.
8.             Ganti litter selama 1 minggu sekali.
9.             Kalau sudah beranak jangan pisahkan dengan induk, jangan dipegang-pegang, pisahkan dengan jantan, biarkan terjadi seleksi alam, pakan tidak boleh kekurangan, minum harus cukup.
10.         Bila anak sudah 4 minggu bisa dipisahkan dari induk dan dipelihara secara berkelompok dengan tikus lain.
11.         Anak sudah cukup dewasa umur 4 minggu tapi masih belum matang untuk bunting dan melahirkan.

2.2.4. Bahan Pakan
Bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan digunakan oleh hewan. Bahan pakan ternak terdiri dari tanaman, hasil tanaman, dan kadang - kadang berasal dari ternak serta hewan yang hidup di laut. Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan hara atau nutrien yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, dan reproduksi. Bahan pakan yang baik adalah bahan pakan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta tidak mengandung racun yang dapat membahayakan ternak yang mengkonsumsinya.
Pellet merupakan pakan yang baik untuk digunakan sebagai pakan penambah berat badan. Kebanyakan pakan di banyak negara diproduksi dalam bentuk butiran maupun pellet. Keuntungan memproses pellet adalah :
a.         Mengurangi pengambilan pakan secara seletif,
b.        Meningkatkan ketersediaan nutrisi,
c.         Menurunkan energi yang dibutuhkan sewaktu mengkonsumsi pakan,
d.        Mengurangi kandungan bakteri pathogen,
e.         Meningkatkan kepadatan pakan sehingga dapat mengurangi biaya penggunaan truk,
f.         Mengurangi penyusutan pakan karena debu,
g.        Dan memperbaiki penanganan pakan pada penggunaan alat makan otomatis.
Semua keuntungan ini akan secara dratis menurunkan biaya produksi.
Pakan merupakan unsur terpenting dalam menunjang pertumbuhann dan kelangsungan hidup tikus. Pakan buatan adalah pakan yang sengaja dibuat dari beberapa jenis bahan baku. Pakan buatan yang baik adalah pakan yang mengandung gizi yang penting untuk tikus, memiliki rasa yang disukai oleh tikus dan mudah dicerna oleh tikus. Konsumsi pakan harian dapat mempengaruhi bobot badan.
2.2.5. Konsumsi air
Air merupakan bahan pakan utama yang tidak bisa diabaikan, tubuh hewan terdiri dari 70% air, sehingga air benar-benar termasuk kebutuhan utama yang tidak dapat diabaikan. Kebutuhan air bagi ternak tergantung pada berbagai faktor yaitu kondisi iklim, bangsa sapi, umur dan jenis pakan yang diberikan. Air dalam tubuh berfungsi sebagai transportasi zat pakan melalui dinding-dinding usus ke dalam peredaran darah, mengangkut zat-zat sisa, sebagai pelarut beberapa zat dan mengatur suhu tubuh. Air minum sangat dibutuhkan bagi kesehatan tikus. Kebutuhan air minum tikus kurang lebih 8 - 11 ml/100 g bb yang harus disediakan dalam kandang.




2.3  Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data Pengamatan Pertambahan Berat Badan pada Rattus sp Jantan
Hari ke
Berat Badan (gr)
Perubahan Berat Badan (gr)
Konsumsi Pakan
(gr)
Konsumsi Minum
(cc)
Berat Kotoran (gr)
Efisiensi metabolisme
Awal
Akhir
1.
86,5
-
- 
-20
20
-
0,5
2.

89,6
3,1
40
20
4
0,9
3.

91,2
1,6
40
20
2,1
0,9475
4.

94
2,8
20
20
2,7
0,9325
5.

98,7
4,7
20
18
3,8
0,905
6.

102,3
3,6
20
20
3,2
0,92
7.

107,8
5,5
20
18
4,8
0,88
8.

112,5
4,7
40
18
3,7
0,9075
9.

117,2
4,7
40
20
3,5
0,9125
10.

121
3,8
40
20
3,4
0,915
11.

126,3
5,3
20
20
4,2
0,9625
12.

130,5
4,2
20
20
3,2
0,92
13.

135,2
4,7
20
20
3,6
0,91
14.

138,1
2,9
20
20
3,3
0,9175

Tabel 2. Data Pengamatan Pertambahan Berat Badan pada Rattus sp Betina

Hari ke
Berat Badan (gr)
Perubahan Berat Badan (gr)
Konsumsi Pakan
(gr)
Konsumsi Minum
(cc)
Berat Kotoran (gr)
Efisisensi metabolisme
Awal
Akhir
1.
88,7
-
-
20
20
-
0,895
2.

92,3
3,5
40
18
4,2
0,935
3.

96,1
3,8
40
20
2,6
0,9075
4.

98,2
2,1
20
20
3,7
0,8875
5.

103,4
5,2
20
20
4,5
0,91
6.

105,3
1,9
20
18
3,6
0,92
7.

108,7
3,4
20
20
5,1
0,8725
8.

113,3
4,6
40
20
3,2
0,92
9.

118,5
5,2
40
20
4,5
0,8875
10.

122,7
4,2
40
20
2,7
0,9325
11.

126,3
4,6
20
18
5
0,875
12.

132,5
6,2
20
20
4,8
0,88
13.

137,1
5,6
20
20
3,4
0,915
14.

142,4
5,3
20
18
3,2
0,92





2.4  Pembahasan
Menghitung Efisiensi Metabolisme (EM)


Keterangan :
BP = Berat Pakan (Berat Pakan Awal – Berat Pakan Sisa)
BF = Berat Feses
BPawal = Berat Pakan Awal
Rata-Rata Efisiensi Metabolisme


Keterangan :
EM = Efisiensi Metabolisme
Grafik 1. Efisiensi Metabolisme Rattus sp. Jantan, hari 1-7 perlakuan tempat lembab dan hari 8-14 perlakuan pada tempat kering.
Grafik 2.Efisiensi Metabolisme Rattus sp. Betina, hari 1-7 perlakuan tempat lembab dan hari 8-14 perlakuan pada tempat kering.

Parameter Yang Diukur
·         Berat Badan
Pada awalnya berat badan tikus jantan dan betina dalam percobaan ini adalah 86,5 gr dan 88,7 gr. Perkembangan bobot badan tikus selama masa perlakuan disajikan pada Tabel 1 dan 2. Pada kelompok perlakuan bobot badan tikus selama masa percobaan rata- rata cenderung meningkat. Bobot badan tikus jantan rata-rata adalah 110,7 gr dan pada tikus betina 113,25 gr. Selama masa perlakuan bobot badan tikus menunjukkan kecenderungan naik. Umur dari tikus percobaan adalah 45 hari. Sehingga pertambahan berat badannya pun belum stabil.
·         Konsumsi Pakan
Setiap harinya diberikan pakan sebanyak 20 gr/hari, kecuali pada hari sabtu sebanyak 40 gr. Hal ini disebabkan oleh karena pada hari minggu tidak dilakukan pengamatan, untuk menghindari kematian tikus. Menurut Waynfort dan Flecknell asupan pakan yang normal untuk tikus adalah 5 gr/ 100 gr berat badan. Hal ini tidak sesuai dengan konsumsi pakan yang diperoleh dari percobaan. Karena dalam percobaan ini, rata-rata konsumsi pakan 24 gr/ hari. Namun, secara teoritis hanya 5 gr/100 gr berat badan. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam percobaan ini terdapat kesalahan praktikan dalam hal pemberian pakan yang mungkin tempat dari pakan yang dibuat tidak pada posisi yang tepat, atau tempatnya terjatuh sehingga pakan sepertinya habis dimakan oleh tikus padahal tidak semua yang dikonsumsi.
·         Konsumsi Minum
Setiap harinya diberikan air bersih sebanyak 60 cc/hari pada botol minumnya. Jadi, rata-rata yang habis dikonsumsi pada setiap harinya adalah 27 cc/hari.
·         Berat Kotoran
Berat kotoran dipengaruhi oleh konsumsi makanan oleh tikus putih. Adapun rata-rata berat fecesnya adalah yaitu 3,5 gr/ hari percobaan. Jika pakan yang dikonsumsi per harinya banyak maka diperoleh berat kotoran yang banyak juga. Feses tikus ini berbentuk bulat lonjong berwarna kecoklatan.
Perbedaan perlakuan di Tempat Lembab dan Kering
·         Tempat Lembab
Pada perlakuan di tempat lembab secara teori, tikus akan lebih banyak mengonsumsi pakan karena tikus akan berusaha mempertahankan diri dengan mempertahankan suhu tubsehingga meningkatkan efisiensi metabolismenya, namun dalam praktikum ini tingkat konsumsi pakan pada kedua tikus berbeda. Pada tikus jantan, efisiensi metabolismenya cenderung stabil, namun pada tikus betina, efisiensinya cenderung tidak stabil. Hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti tingkat kelembapan dari kandang dan juga tingkat stres dari tikus tersebut.
·         Tempat Kering
Pada tempat yang kering, tikus tidak akan mengalami peningkatan dalam hal efisiensi metabolisme karena sesuai tikus tidak memerlukan banyak pakan untuk mempertahankan diri, namun ada kemungkinan terjadi peningkatan pada konsumsi minum tikus tersebut.
Rata-Rata Efisiensi Metabolisme
a) Pada tikus jantan, rata-rata efisiensi metabolisme yang didapat adalah :



b) Pada tikus betina, rata-rata efisiensi metabolisme yang didapat adalah :

BAB III
KESIMPULAN

·         Metabolisme merupakan segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manusia.
·         Perkembangan berat badan tikus jantan dan betina belum stabil karena tikus belum berukuran dewasa.
·         Secara teoritis, bila tikus ditempatkan pada kandang yang lembab, efisiensi metabolismenya akan lebih tinggi dibandingkan dengan tikus yang ditempatkan pada tempat kering, namun berdasarkan percobaan yang dilakukan, efisiensi kedua tikus sangat jauh berbeda bahkan terjadi kestabilan pada tikus jantan.
·         Berdasarkan hasil pengamatan, pada tikus jantan rata-rata efisiensi metabolisme yang di dapat adalah 0,887 sedangkan pada tikus betina rata-rata efisiensi metabolisme yang didapat adalah 0,904
·         Berdasarkan hasil pengamatan, tikus betina memiliki rata-rata efisiensi metabolisme lebih besar dibandingan rata-rata efisiensi metabolisme pada tikus jantan







DAFTAR PUSTAKA

Cambell, N.A, Jane B.R & Lawrence G.M. 2004. Biologi Edisi ke-5, Jilid 3. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kimball, J. W. 2000. Biologi Edisi ke-5, Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Soeharsono. 2010. Fisiologi Ternak. Bandung : Widya Padjadjaran.
Syaifuddin. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta : Buku kedokteran EGC.
Wiwi Isnaeni. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius. 
Yuwono, Edy. 2001. Fisiologi Hewan I. Depertemen Pendidikan Nasional, Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Biologi. Purwokerto. Jakarta : Erlangga.
annadeliyana.blogspot.com. Diakses pada tanggal 05 Mei 2016
www.kompasiana.com. Diakses pada tanggal 05 Mei 2016

Komentar

Postingan Populer